Pendidikan tidak akan lepas dari kehidupan kita, mungkin bisa lepas kalau kehidupan juga kita lepas. Pendidikan akan berlangsung sepanjang hayat, dari buaian hingga liang lahat. Pendidikan juga merupakan tanggung jawab kita bersama, mualai dari orangtua, keluarga, masyarakat, dan pemerintah.
Sekarang ini dunia pendidikan kita sedang menjadi sorotan. Hal ini terkait rencana penerimaan murid baru T.A 2015/2016 yang akan dimulai. Sebelumnya juga menjadi sorotan adalah terkait pembagian rapor dibeberapa sekolah dilangsungkan di luar sekolah bahkan di luar daerah/provinsi.
Dari sorotan itu, tidak lepas dari “biaya” yang dikeluarkan. Seperti yang ramai diberitakan di salah satu media dan beberapa artikel dari pemerhati pendidikan terkait biaya pendaftaran untuk masuk di Sekolah Dasar (SD) di salah satu sekolah yang diklaim sebagai sekolah favorit di
Banjarmasin yang hampir mencapai 18 juta rupiah.
Istilah “favorit” mungkin dapat dilihat dari segi program yang ditawarkan, prestasi yang dikemukakan, syarat yang ditentukan, maupun biaya yang dikeluarkan yang hanya sebagian orang yang mampu dan bisa memenuhinya.
Kendati demikian, dengan biaya yang relatif tinggi atau mahal, kouta yang diberikan masih kurang. Hal tersebut dikarenakan program yang ditawarkan dianggap relevan dengan kondisi sekarang. Seperti pergaulan yang mulai dikhawtirkan sebagian besar masyarakat, keinginan menumbuhkan kemampuan anak di bidang agama dan pengetahuan umum, atau mungkin kondisi orangtua yang harus bekerja seharian sehingga sistem atau program yang ditawarkan sekolah tersebut menjadi jawaban, secara sederhana “sesuai pasaran” dan tuntutan masyarakat sehingga sekolah seperti ini banyak memiliki peminat, meski harus mengeluarkan biaya yang tinggi, (terkadang) dengan ekpektasi outputyang tinggi pula.
thank you so much for this awesome web site me and my family precious this content and perceptiveness black hat seo