,

Cinta Diri

by -1279 Views

rony raj
Oleh: rony raj
Cinta diri adalah cinta terhadap diri sendiri. Cinta diri terlihat dari fenomena selfi dengan menggunakan smart phone kemudian mengunggahnya ke media sosial. 
Kita sering melihat orang-orang dengan smart phone yang dimiliki berfoto dimana-mana. Bahkan sebelum makanpun makanan difoto terlebih dahulu, kemudian mengunggahnya ke berbagai media sosial.
Teknologi sekarang juga tidak lepas dari sifat manusia yang memiliki hasrat untuk dikenal, dihargai, diperhatikan, dan dikagumi. Serta Cinta diri merupakan kecenderungan alamiah manusia dan alam semesta.
Fenomena ini bisa dikatakan sebagai “narsis”. Istilah narsis diambil dari legenda Yunani yang bernama Narsisus. Seorang pemuda tmapan yang terpana dan jatuh cinta pada keelokan parasnya sendiri.
Mulai dari anak-anak, remaja, hingga orang tua sangat senang berselfi dan terlihat narsis. Kalau dulu ada istilah “masa kecil kurang bahagia” sekarang berubah menjadi “masa kecil kurang selfi”.
Cinta diri bisa memberikan manfaat atau bernilai positif tapi bisa juga sebaliknya.
Cinta diri bermanfaat atau bernilai positif jika kita dapat menemukan makna sejati dari dari cinta diri.
Makna cinta diri dapat kita ditemukan melalui orang lain. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw “seorang mukmin adalah cermin bagi mukmin lainnya”
Dari hadits ini, orang lain bisa menjadi cermin bagi kita dan juga sebaliknya. Kita bisa melihat kesamaan sekaligus perbedaan, kekurangan sekaligus kelebihan. Cinta diri ini akan melahirkan kerendahan hati karena dia bisa melihat dirinya sebagaimana adanya.
Makna cinta diri juga dapat kita temukan dari cinta kita terhadap sesama, membangkitkan cinta kepada sesama manusia. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw “Tidak beriman seseorang kecuali dia mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya”.
Cinta diri seperti ini bisa dikatakan cinta diri yang sejati. Cinta diri sejati dapat melahirkan cinta kepada Tuhan. Sebagaimana sabda rasulullah Saw “Siapa yang mengenal dirinya akan mengenal Tuhannya”.
Sebaliknya, cinta diri bisa bernilai negatif bahkan bisa menjerumuskan kita kepada keniscayaan. Sebagaimana kisah dari Narsius dan Simurgh yang begitu mencintai dirinya.
Lantas, apakah cinta diri terhadap diri kita seperti cinta diri sejati? Apakah kita paling baik, paling hebat, atau paling sempurna?
Hanya kita yang tahu diri kita, yang jelas, kita harus mengenali diri kita terlebih dahulu.
Cinta diri dimulai dari mencintai diri sendiri, mencintai diri sendiri bukan hanya mencintai diri sendiri semata, tetapi kita juga harus mencintai saudara kita, menghargai orang lain, dan menjadikan orang lain sebagai cermin bagi kita.
Cintai diri kita, cintai saudara kita, “Perlakukan Orang Lain Sebagaimana Kamu Ingin Diperlakukan”. Kenali diri kita, kita akan mengenali Sang Pencipta. 
Cinta diri akan membawa kita kepada Sang Pencipta. Kita akan mengetahui atau mengenal Sang Pencipta kalau kita mengenal diri kita sendiri. Dari mana kita berasal dan kemana kita akan kembali.

Response (1)

  1. Appreciating the commitment you put into your website and detailed information you offer.
    It’s awesome to come across a blog every once in a while that isn’t the same
    unwanted rehashed material. Wonderful read! I’ve bookmarked your site
    and I’m including your RSS feeds to my Google account.

    Feel free to surf to my blog: info on, tinyurl.com,

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.