Revolusi Hijau, Bangkitkan Ekonomi Kehutanan

by -605 Views

Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan, Dr Hanif Faisol Nurofiq mengatakan,  hutan bisa menjadi penggerak ekonomi bila dikelola secara baik dan benar di daerah.
Hutan Kahung

Menurut Hanif,  58 persen kawasan hutan produksi Kalimantan Selatan dikelola oleh 18 Hutan Tanaman Industri (HTI) dan 5 Hutan (HPH) dan masyarakat sekitar  1.3 persen.

“23 perusahaan tadi menguasai 85 persen hutan kita. Sekarang harus kita balik karena 58 persen itu kurang memberi nilai ekonomi bagi pembangunan Kalimantan Selatan” ucapnya.
Menurut Hanif, pihaknya  tengah mempelajari berbagai program kehutanan di Finlandia, dimana pengelolaan hutan di negara tersebut, melibatkan secara penuh masyarakat yang ada di sekitar kawasan hutan untuk memelihara dan memanfaatkan kawasan hutan secara baik dan benar. 
“Jika kita bisa mengaplikasikan pengelolaan kawasan hutan sebagaimana yang dilakukan di Finlandia, tentu kita akan mampu menyelesaikan berbagai masalah kehutanan di Kalsel dan kesejahteraan masyarakat akan tercapai dalam lima tahun ke depan” katanya.
Disampaikan Hanif, masyarakat Kalimantan Selatan hanya memelihara hutan sebesar 1,3 persen, angka itu akan naikkan menjadi 10 persen, kalau luas hutan Kalsel 1,7 juta hektar maka 10 persenya sebanyak 170 ribu hektar yang akan dikelola oleh masyarakat” katanya.
Dikatakan Hanif, tanpa adanya nilai ekonomi tentunya masyarakat tidak akan mau menanam pohon, pihaknya tengah membandingkan antara hutan dan tanaman perkebunan seperti sengon dan sawit.
“Kita hitung-hitungan satu hektar sawit dengan satu hektar sengon, ternyata nilai ekonominya lebih tinggi sengon,” terangnya.
Diutarakan Kadishut, sengon merupakan salah satu bahan baku industri di Banjarmasin. Ada 6 industri besar di kota seribu sungai ini. Saat ini industri tersebut mengambil bahan baku dari luar Kalsel.
“Jika masyarakat mau menanam kemudian bisa memasok kayu sengon ke industri maka ini menjadi nilai ekonomi yang besar bagi masyarakat, industri besar memerlukan bahan baku sekitar 1,5 juta meter per kubik pertahun, ini artinya peluang pasar yang cukup terbuka, kenapa kita tidak mau menanam dari sekarang”  sebutnya.(fah/cindy/endi/rr/bingkaibanua)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *